TEKNOLOGI
ENERGI INOVATIF DAN HIJAU
Disusun oleh:
Agung Suira Kusuma Ramadhan 041711005 (Angkatan
2017)
INSTITUT TEKNOLOGI
KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Disuatu kota-kota besar biasanya dicirikan oleh banyaknya
gedung-gedung bertingkat, banyaknya pusat-pusat perbelanjaan, banyaknya
apartemen-apartemen dan sudah tentu diikuti oleh jumlah penduduk yang padat,
contoh kota metropolitan seperti kota Balikpapan, Jakarta, Bandung, Surabaya,
dll.
Untuk memenuhi kebutuhan energi di kota-kota besar
biasanya dibangun pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai sumber
penggerak turbinnya seperti PLTU biasanya menggunakan batubara untuk
menghasilkan uap penggerak turbin. Demikian pula PLTD menggunakan bahan bakar fosil
sebagai penggerak turbinnya. Kedua pembangkit listrik tersebut menghasilkan gas
buang yang dilepas ke udara, demikian pula residu yang dibuang ke lingkungan.
Ada pula ciri lain khususnya di Kota Balikpapan banyaknya sarana transportasi
seperti sepeda motor, mobil, bus, dll selama 24 jam. Pemakaian alat
transportasi ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil, sehingga banyak
menghasilkan gas buang dengan berbagai partikel. Adanya gas buang ini sangat
jelas mengakibatkan tingginya tingkat polusi udara. Polusi udara yang mencemari
lingkungan akan berdampak buruk bagi makhluk hidup. Oleh karena itu perlu
adanya dilakukan inovasi teknologi energi hijau guna dapat mengurangi tingkat
polusi udara.
2. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yaitu bagaimana inovasi
teknologi hijau dapat mengurangi emisi gas yang mencemari lingkungan terkhusus
nya mencemari udara.
3. Tujuan
Adapun tujuan dari Teknologi Energi Inovatif Dan
Hijau ini yaitu dapat mengurangi emisi gas yang mencemari lingkungan
terkhususnya mencemari udara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Pustaka
“Teknologi” lebih bermakna sebagai penerapan
pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan “teknologi hijau” adalah teknik
untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan
hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk
menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini.
Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai
perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa
merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Pada saat sekarang ini kesadaran masyarakat terhadap
teknologi hijau masih belum mencapai tahap yang memuaskan. Masih banyak
kilang-kilang yangmengeluarkan asap hitam yang membahayakan, penggunaan bahan
bakar kendaraan bermotor yang begitu mengkhawatirkan emisinya, sumberdaya alam
semakin banyak dimusnahkan, sungai-sungai yang kotor dan pelepasan karbon ke
udara yang semakin banyak.
2.1.1 Energi dan Kehidupan Manusia
Energi berperanan penting dalam semua aktivitas
kehidupan manusia. Sumber energi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber energi konvensional
(tidak dapat diperbaharui) dan tidak konvensional (dapat diperbaharui). Sumber energy
konvensional yang terbesar adalah petroleum dan jenis sumberdaya ini akan
semakin berkurang dan habis jika digunakan secara terus-menerus. Contoh sumber
energy bukan konvensional yang ialah bioenergi dan energy solar.
Berbagai jenis material dapat dijadikan alternatif
untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, misalnya energy surya (solar =
matahari), energy air, energy angin, hidrogen, dan bioenergy dari kelapa sawit.
Indonesia merupakan Negara tropis yang beriklim panas dan lembab sepanjang
tahun. Kita dapat memanfaatkan cahaya matahari pada waktu siang sebagai seumber
energy untuk menggantikan energy listrik. Energi matahari dapat mengurangi pencemaran
udara dan dampak rumah kaca serta energinya dapat disimpan untuk penggunaan
eletrik pada waktu malam hari. Energi ini dapat dimanfaatkan untuk penerangan
umum dan lampu-lampu jalan raya.
Hidrogen juga merupakan bahan penggantian untuk
bahan bakar fosil. Hidrogen dapat digunakan sebagai sejenis bahan bakar bagi
kendaraan bermotor. Hidrogen dibakar dalam system engine melalui kaidah yang
serupa dengan kereta petrol tradisional. Dalam penukaran sel bahan bakar,
hydrogen bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan air dan elektrik untuk
menjalankan motor eletrik. Kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar
dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Tetapi untuk mendapatkan bahan bakar
hydrogen ini masih sangat sukar karena hidrogen diperoleh melalui reaksi
termokimia yang menggunakan gas alam, batubara, gas alam cair, bioenergi,
melalui proses termolisis atau dihasilkan dari air melalui elektrolisis. Oleh
karena itu, hidrogen dikenali sebagai bahan bakar yang relative mahal untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca.
Biofuel (bahan bakar hayati) juga merupakan bahan
bakar alternatif untuk bahan bakar fosil yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau limbah industry,
komersial, domestik, atau pertanian. Ada tiga cara untuk menghasilkan biofuel
yaitu sampah organik (sampah domestik), fermentasi limbah basah (kotoran hewan)
atau fermentasi tebu , jagung , dan kayu bakar hasil hutan. Biofuel menghasilkan
emisi karbon dioksida yang jauh lebih sedikit daripada bahan bakar fosil.
Biofuel dapat terurai dan sumber bahan buatan biofuel mampu mengurangi emsisi
gas rumah kaca.
2.1.2 Energi Alternatif yang Ramah
Lingkungan
Sumber energi terbarukan seperti biomassa
kadang-kadang disebut sebagai alternatif untuk bahan bakar fosil yang
membahayakan bagi ekologi, karena jika biomassa dikomersialkan dikhawatirkan
akan membahayakan hutan sebagai penghasil biomassa terbesar (kayu juga merupakan
biomassa). Energi terbarukan belum tentu energi alternatif dengan tujuan
tersebut. Seperti contoh, di Belanda, yang pernah digunakan minyak kelapa sawit
sebagai bahan bakar bio, saat ini dihentikan akibat bukti ilmiah bahwa
penggunaannya menciptakan kerusakan lebih parah dibandingkan bahan bakar fosil,
seperti kemungkinan ekspansi lahan kelapa sawit yang dapat menghabiskan hutan
alami. Mengenai bahan bakar bio dari bahan pangan, realisasi mengkonversi
seluruh hasil panen di Amerika Serikat hanya mampu menggantikan 16% bahan bakar
mobil yang dibutuhkan, dan pemusnahan hutan hujan tropis, yang selama ini
sebagai penyerap CO2, untuk dijadikan ladang penghasil bahan bakar bio, sangat jelas
akan mengakibatkan efek negatif yang sangat signifikan bagi ekologi dan
menghasilkan peningkatan harga bahan pangan akibat kompetisi pasar. Saat ini,
alternatif terhadap bahan bakar bio berkelanjutan sedang diupayakan dalam
bentuk etanol selulosit.
BAB III
PENUTUP
33.1 Kesimpulan
Teknologi Hijau merupakan salah satu alternatif
terbaik untuk menjaga kelestarian di Bumi. Kelestarian ini sangat dibutuhkan
sebagai perihal pemenuhan kebutuhan manusia di masa depan tanpa merusak sumber
daya alam.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bersama, kita sebagai
orang Indonesia saat jarang melihat atau bahkan menggunakan alat transportasi
yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan bakar fosil yang tidak dapat
tebarukan. Sebaiknya kita sebagai penerus bangsa Indonesia sudah melakukan
riset untuk mengurangi dampak negative tersebut, salah satu nya itu kendaraan
dengan tenaga listrik. Ada beberapa alat untuk menghasilkan listrik tanpa
menggunakan bahan bakar fosil, salah satu contoh alat yaitu kincir angin, yang
mengubah energy angin menjadi energy listrik. Dari energy yang dihasilkan
tersebut dapat sebagai bahan bakar alat transportasi yang menggunakan bahan
bakar listrik.
Energy
listrik yang dihasilkan tidak hanya untuk alat transportasi namun juga bisa
untuk hal – hal yang lain salah satunya yaitu untuk keperluan rumah tangga yang
memerlukan energy listrik. Contoh nya kompor elektrik yang memerlukan energy
listrik untuk menghasilkan energy panas sesuai dengan fungsi nya, dll.